Benarkah Kegemukan Picu Kanker Hati?


Prof. Dr. LA Lesmanaa, SpPD-KGEH mengemukakan bahwa penyebab utama kanker hati bukan hanya bersumber dari virus hepatisis B dan C, tapi juga orang dengan kegemukan. Beliau menambahkan bahwa kegemukan menyebabkan perlemakan hati atau  fatty liver. Kondisi ini ditandai dengan perut bucit. Perut buncit diakibatkan dari diet yang tidak sehat dan kebiasan mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Dalam jangka panjang fatty liver bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati. Jika kondidi ini dibiarkan akan beresiko menjadi kanker. Jika terlambat terdeteksi, umumnya pasien hanya mampu bertahan hidup sekitar satu tahun. Saat ini kanker hati tercatat sebagai penyebab kematian terbesar kedua di Asia Pasifik.


Belakangan ini, orang dengan fatty liver makin mudah ditemukan di tanah air (Indonesia). Berdasarkan data Internasional Agency for Research Cancer (IARC) tahun 2008, jumlah penderita kanker hati di Indonesia mencapai 13.238 orang. Sementara angka kematian mencapai 12.825.
Diet dan olahraga.

Sirosis merupakan penyakit hati menahun yang menyerang seluruh organ hati. Untuk mendeteksi penyakit tersebut sejak dini, tim medis melakukan pemeriksaan fisik seperti warna kulit dab bola mata pada pasien. Jika kondisinya berwarna kuning, pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. Umumnya pasien penderita kanker hati tidak menyadari gejala awal yang mereka alami. Pasien mengira nyeri lambung yang dideritanya adalah gangguan mag. Biasanya pasien baru memeriksakan diri ke dokter ketika nyeri yang dikeluhkan tak kunjung sembuh. Maka jangan menganggap enteng nyeri pada lambung.

Bagi penderita kanker hati stadium lanjut, selain merasakan rasa nyeri tak kunjung sembuh, tanda lain adalah timbul benjolan di bagian kanan atas perut, kembung, mual, muntah, perut terasa penuh, nafsu makan berkurang, hingga penurunan berat badan secara drastis. Dr. Lesmana menjelaskan, jika kanker hati terdeteksi sejak dini, pengobatannya adalah untuk memperoleh kesembuhan klinis jangka panjang. Dengan kondisi tertentu, pengobatan kuratif bisa dilakukan dengan cara operasi atau transplantasi hati baru bisa dilakukan apabila ada kecocokan organ antara pendonor dengan penerima donor.

Karena pasien terdeteksi kanker hati umumnya sudah stadium lanjut dan tidak dapat lagi ditangani melalui operasi atau unresectable, mak penanganannya dilakukan dengan cara terapi sistemik. Cara ini adalah upaya untuk memperpanjang kelansungan hidup pasien sembari terus mempertahankan kualitas hidup pasien, tetapi tidak bersifat menyembuhkan.

Agar perlemakan hati tidak bertambah parah, Dr. Lesmana menyarankan agar pasien melakukan diet. Dalam berbagai penelitian ilmiah, diet rendah lemak dan karbohidrat terbukti efektif mengurangi lemak hati. Tak cukup hanya diet, ia juga meminta kepada pasien untuk melakukan olahraga ringan rutin dan teratur minimal lima kali dalam seminggu. Tak perlu olahraga berat, cukup olahraga yang ringan, tapi teratur. Keduanya jika dilakukan terbukti secara ilmiah bisa mengurangi fatty liver.
Share on Google Plus

About healthy living

0 comments:

Post a Comment